TPPAS Lulut Nambo Bakal Beroperasi Juni 2024, Pj. Bupati Bogor Minta Kuota Kabupaten Bogor Ditambah
BogorZoneNews - Pj. Bupati Bogor, Asmawa Tosepu meminta, kuota sampah Kabupaten Bogor yang masuk ke Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Lulut Nambo ditambah.
Alasannya, selain sebagai tuan rumah, juga untuk mengurangi beban Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Galuga dan mengatasi persoalan pengelolaan sampah di Kabupaten Bogor.
Hal tersebut disampaikan Asmawa Tosepu saat kegiatan Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat, Herman Suryatman mengakselerasi operasionalisasi TPPAS Lulut Nambo, di Klapanunggal, Jumat, 17 Mei 2024.
Daya Tampung
Menurut rencana TPPAS itu akan segera dioperasionalkan Juni 2024 mendatang. Saat ini dalam uji cobanya, TPPAS Lulut Nambo baru bisa menampung kapasitas sampah minimal 50 ton per hari.
Namun akan terus dikembangkan hingga mampu menampung 1.800-2.300 ton per hari pada tahun 2026. TPPAS Lulut Nambo bakal melayani pengelolaan sampah yang masuk dari Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kota Depok, dan Kota Tanggerang Selatan.
Terkait hal tersebut, Pj. Bupati Bogor mengatakan, dengan adanya TPPAS Lulut Nambo, maka sebagian pengelolaan sampah Kabupaten Bogor akan dialihkan. Sehingga, tidak semua dikelola di TPAS Galuga.
"Harapannya, karena lokasi TPPAS ini ada di wilayah Kabupaten Bogor, maka kami minta kuota untuk Kabupaten Bogor bisa lebih besar dari yang lain," sebut Asmawa.
Volume Sampah Kabupaten Bogor
Asmawa menjelaskan, volume sampah Kabupaten Bogor per harinya mencapai 2.690 ton per hari, baru bisa ditangani sebanyak 30 persen. Sehingga, bila TPPAS Lulut Nambo sudah beroperasi, diharapkan bisa mengurangi beban sampah yang masuk ke TPAS Galuga.
Terkait, uji coba operasional TPPAS Lulut Nambo, Asmawa mengatakan, hal itu sangat penting untuk mengetahui seberapa besar dampak yang ditimbulkan, baik dampak sosial kepada masyarakat dan lain sebagainya.
"Jika sudah terpetakan dampaknya, pemerintah bisa segera melakukan evaluasi untuk meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkan kepada masyarakat. Intinya Pemkab Bogor sangat mendukung dan mendorong agar TPPAS ini segera beroperasi untuk kepentingan masyarakat," tandas Asmasa Tosepu.
Kabupaten Bogor Akan Diprioritaskan
Selanjutnya, soal harapan penambahan kuota sampah Kabupaten Bogor yang dapat ditampung di TPPAS Lulut Nambo pun diamini oleh Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat, Herman Suryatman.
Menurutnya sebagai tuan rumah, tentunya Kabupaten Bogor akan diprioritaskan. Namun, karena saat ini total kapasitasnya baru menampung 50 ton sampah. Maka, volume daya tampung akan terus ditingkatkan lebih besar.
"Tentunya sebagai tuan rumah, Kabupaten Bogor akan diprioritaskan," ujar Herman.
Herman menerangkan, dari uji coba terakhir, dengan kurang lebih 50 ton sampah, yang kelola dijadikan Biomass dan RDF. Output sampah ini bisa diserap untuk kebutuhan perusahaan, saat ini salah satunya adalah PT. Indocement.
"Kita usahakan hasil dari pengelolaan sampah ini harganya bisa bagus agar dapat menjamin keberlangsungan TPPAS ini. Ini bentuk kerja sama antara pemerintah dan swasta dalam pengelolaan sampah," tutur Herman
Terkait, rencana operasional TPPAS Lulut Nambo, Pj. Gubernur Jawa Barat menyebutkan, paling lambat akhir bulan Juni sudah bisa beroperasi, untuk pengelolaan sampah dari beberapa Kabupaten/Kota di sekitar Kabupaten Bogor.
"Mari kita bahu-membahu untuk mensukseskan berjalannya TPPAS Lulut Nambo ini, paling lambat akhir bulan Juni sudah bisa beroperasi," sebut Herman.
Dikatakan Herman, saat ini TPAS Galuga masih digunakan, namun TPAS tersebut ada masanya, kemungkinan di tahun depan akan penuh. Sehingga, alternatifnya persiapkan dari sekarang, salah satunya TPPAS Lulut Nambo.
Lantaran itu, Herman berharap TPPAS Lulut Nambo bisa berjalan sukses, untuk kepentingan masyarakat.
"Hal ini sebagai bentuk pelayanan pemerintah kepada masyarakat, salah satunya untuk mengelola sampah," tandasnya. ***
Penulis: Dimas
Editor: Deddy Blue